Euro Menguat Tipis Setelah Melemah Lima Hari Beruntun

Euro Menguat Tipis Setelah Melemah Lima Hari Beruntun


Nilai tukar euro menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/2/2020) setelah membukukan pelemahan lima hari beruntun akibat buruknya data ekonomi Jerman.

Pada pukul 20:20 WIB, euro diperdagangkan di level US$ 1,0949, menguat tipis 0,05% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam lima hari terakhir, mata uang 19 negara ini melemah 1,36%.

Destatis melaporkan produksi industri Negeri Panzer bulan Desember turun 3,5% month-on-month (MoM). Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam dalam satu dekade terakhir.

Analisis MUFG Derek Halpenny mengatakan data ekonomi Jerman tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Presiden European Central Bank (ECB), Christine Lagarde, yang menyebut perekonomian zona euro mulai stabil.

"Data Jerman tidak konsisten dengan sebagian besar data sentimen yang menunjukkan perbaikan. Namun pernyataan politis 'pemulihan sedang berlangsung' kehilangan kredibilitasnya dengan cepat," kata Halpenny sebagaimana dilansir Reuters.

Selain itu, penyebaran virus corona masih menjadi isu utama pasar finansial hingga hari ini. Berdasarkan data dari ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona kini menjadi 910 orang, dan telah menjangkiti lebih dari 40.000 orang di berbagi negara.

Pelambatan ekonomi kini menghantui pasar global, hasil riset S&P menunjukkan pertumbuhan ekonomi China bisa terpangkas 1,2% akibat virus corona. Kala ekonomi China melambat, negara-negara lain tentunya juga akan terseret, sebabnya Negeri Tiongkok merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia setelah AS.

Namun tanda-tanda penyebaran virus corona mulai melambat membuat sentimen pelaku pasar sedikit membaik.

"Selama akhir pekan lalu, terjadi perlambatan kasus baru virus corona baik di Provinsi Hubei atau di China secara umum. Jumlah kasus baru naik sekitar 4.000 setelah meningkat 5.000 pada 5 Februari. Mereka yang berhasil pulih juga meningkat dengan rasio 8,2%, naik dibandingkan posisi 6 Februari yaitu 4,9%," papar riset Citi.

Di China, lanjut riset Citi, kasus terbanyak adalah di Provinsi Hubei yang menjadi ground zero penyebaran virus corona. Rasio kematian akibat corona di provinsi ini adalah yang tertinggi yaitu 2,9%. Namun ini lebih disebabkan oleh keterbatasan fasilitas dan tenaga medis. Di luar Hubei, rasio kematian jauh lebih rendah yaitu 0,4%.

Membaiknya sentimen pelaku pasar membuat euro menguat melawan dolar AS, meski tipis. Untuk diketahui, dolar AS merupakan salah satu aset yang dianggap aman (safe haven), dan menjadi target investasi ketika sentimen pelaku pasar sedang memburuk. Sebaliknya, ketika sentimen membaik, permintaan dolar AS pun berkurang dan euro mampu menguat. cnbcindonesiacom

0 Comments: